Keberagaman Banyuwangi

Banyuwangi
·         Sejarah banyuwangi
Menurut cerita yang pernah aku denger,  konon katanya pada saat itu di banyuwang terdapat sebuah kerajaan yang bernama Belambangan. Menurut cerita masyarakat bahwa seorang gadis bernama Sritanjung menikah dengan seorang pemimpin atau bisa disebut raja ya, yang bernama Sidapaksa atau Sidopekso. Sidopekso yang begitu mencintai istrinya Sritanjung, harus dibakar oleh rasa cemburu. Yang akhirnya membuat Sidopekso murka terhadap Sritanjung. Sritanjung telah menjelaskan bahawa prasanka suaminya itu tidak benar guys, akan tetapi Sidopekso sudah terlanjur murka kepada sritanjung. Dan kemudian untuk membuktikan bahwa tuduhan sang suami itu tidaklah benar,maka Sritanjungpun bersumpah jika dia menenggelamkan dirinya kedalam sumur dan jika sumur tersebut memunculakan bau wangi maka sritanjung benar alias tidak berselingkuh, akan tetap apabila sumur tersebut memunculkan bau busuk, itu menandakan apa yang dituduhkan Sidopekso memang benar. Dan apa yang terjadi ?? ternyata setelah sritanjung menenggelamkan dirinya kedalam sumur, sumur itu memunculkan bau wangi semerbak. Yang menandakan Sritanjung tidak bersalah. Itulah mengapa akhirnya diberinama Banyuwangi guys. Dan tau nggak julukan Banyuwangi itu apa?
The sun rise of java itulah julukan Banyuwangi. Julukan itu diberikan karena ada sebabnya guys, yang mana dari wilayah pulau jawa yang mendapat sinar matahari terlebih dahulu adalah Banyuwangi. Itulah kenapa sebutan itu muncul. Itu sekilas tentang julukan Banyuwangi.

·        Keunikan dari Banyuwangi
Tradisi Koloan Selametan untuk anak Osing yang hendak khitan
Tradisi Koloan akan dilaksanakan ketika anak Suku Osing akan melakukan sunatan (khitan). Filosofi dibalik tradisi ini adalah menggembleng anak Suku Osing agar memiliki mental mantap dan siap untuk di khitan. Tradisi ini dilakukan dengan cara meneteskan darah ayam di kepala anak yang akan di sunat dengan cara disembelih. Ayam yang digunakan dalam ritual, bukan sembarang ayam. Melainkan ayam jago berwarna merah yang masih perjaka.

Nginang favorit emak – emak  Suku Osing
Tradisi nginang atau ngunyah pinang sebenarnya tidak hanya ada di Suku Osing. Bahan yang digunakan untuk nginang terdiri dari pinang, gambir, kapur sirih yang kemudian digulung menjati satu pada daun sirih. Tradisi nginang tempo dulu makin ditinggalkan. Tapi tidak bagi masyarakat Suku Osing. Mereka tetap melestraikan tradisi tersebut. Salah satu bentuk pelestarian tersebut  oleh masyarakat adalah dengan mengadakan lomba nginang.   Sumber:    https://phinemo.com/5-keunikan-tradisi-suku-osing-banyuwangi-yang-perlu-kamu-ketahui/

 Teluh Lima Ribu Rupiah


Teluh atau santet sudah jadi trademark Banyuwangi. Hal ini memang benar adanya mengingat santet sudah jadi hal yang lumrah di masyarakat yang agaknya sudah sangat terbiasa dengan hal tersebut. Bahkan saking familiarnya santet, dulu ada sebuah jargon yang mengatakan cukup lima ribu rupiah saja sudah bisa pesan santet.
Sumber: https://www.boombastis.com/fakta-banyuwangi/45893


Wisata Banyuwangi
 Kawah Ijen
 Pulau Merah
Teluk ijo
Plengkung
Baluran
Alas Purwo. Sebenernya masih banyak guys tapi itu cuma beberapa wisata aja yang aku sebutin. 
Sumber: https://www.idntimes.com/travel/destination/ayu-anggraeni/tempat-wisata-banyuwangi-favorit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunggulan Ilmu Pemeintahan

Perkembangan dan Kemajuan Teknologi

UMM Wajib di Pilih?